Sabtu, 8 Agustus 2015.
04.50.
Aku berangkat bapak ibu. Doakan
aku ya. Assalamualaikum,
begitu kata terakhir yang aku ucapkan saat aku memeluk dan
mencium kedua orang tuaku sebelum aku pergi kuliah di Jember. Ini adalah hari
dimana aku melangkah pertama kali untuk jauh dari orang Tua. Tak terbayang
rasanya. Melakukan sesuatu sendiri. Cuci baju, Makan, Menyiapkan segalanya pun
aku lakukan sendiri. Itu yang akan aku hadapi selama 3-4
tahun kedepan.
Kulihat
sepasang mata indah itu yang selalu mendoakanku setiap saat, sekarang aku tidak
bisa melihatnya lagi. Jarak yang memisahkan kita. Tapi yang selalu aku yakini,
mereka tetap ada disini, di samping ku untuk selalu menjaga dan mendoakanku.
Aku
diantar menuju tempat pemberhentian Bis oleh bapak. Bapak adalah orang yang
hebat. Keringat beliaulah yang membuat aku punya segalanya di dunia ini. Panas
matahari di sawah, Hujan petir dia tahan. Hanya untuk keluarga tercinta.
Perjalanan
aku lalui dengan Bapak. Melewati sawah yang masih gelap, hanya secercah cahaya merah
sang fajar yang menerangi jalan panjang
ini. Terus aku lantunkan sholawat dan Dzikir agar semuanya selamat. Karena aku
percaya jika kita mengawali dengan kebaikan. Segala sesuatu didepan dan yang
akan aku lakukan, akan mudah aku taklukan!.
05.10
Tepat.
Sampai di jalan besar, Aku dan Bapak menunggu benda besar itu bersama. Bis
namanya.
Aku ngobrol dengan bapak. Bapak menasehatiku agar selalu
hati hati dan waspada. bapak khawatir pada anaknya karena untuk pertama kalinya jauh dengan keluarga.
Aku
mengangguk iya. Aku Percaya bahwa bapak selalu mencintai ku. Terbukti dengan
ketulusan yang beliau berikan selama ini.
Bis
telah datang. Saatnya aku memikirkan tidak akan lama lagi perjumpaan ini
berlangsung . Kita saling memandang, aku ingat sepasang mata itu. Terharu aku
dibuatnya. Langsung aku peluk dan cium pipi sang bapak. Hanya itu yang bisa aku
lakukan sebelum menaiki bis yang mengantarku ke Jember.
Aku
berusaha melihat bapak dari dalam bis. Ternyata tidak bisa aku lihat. Sedih
rasanya berpisah dengan orang hebat itu. Kenangan selalu tersimpan melebur
dalam doa doa nya.
Aku
duduk sendiri. Tidak ada yang menemani. Mungkin ini analogi yang akan aku
hadapi kedepan. Jauh dari orang tua dengan hidup sendiri. Kuambil HP ini.
Dengan cepat aku beri kabar pada adikku dirumah. bahwa aku sudah naik bis.
Segala Doa aku mintakan pada keluarga dalam sms ini.