Belajar dan Pembelajaran SD

BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Pendidikan menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Biografi Anggi Dwi Prayitno

Anggi Dwi Prayitno, lahir di Lumajang pada 10 Juni 1997, terlahir di sebuah desa kecil Tempeh Lor di kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang. Dia merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, pasangan Bapak Eko Marsulap dan Ibu Susiyami. Dibesarkan dengan didikan keras oleh sang ayah membuat Anggi menjadi pribadi yang lebih kuat dan selalu pantang menyerah dalam segala hal. Kehidupan sederhananya mempengaruhi cara berpikirnya untuk selalu berjuang dan berjuang agar kehidupan kedepan keluarganya menjadi lebih ada.
Anggi mempunyai kakak laki-laki Andrie Yudi Hartono dan adik perempuannya Ayu Defi Fitriana. Karena itu dia sangat bersyukur, karena semasa kecilnya penuh dengan gelimang kasih sayang keluarganya.

Pendidikan Anggi dimulai di Sekolah TK AL Hidayah, pendidikan moral dan sikap merupakan prioritas utama di TK Islam ini, karakter tegas menjadikannya ketua kelas, pendidikan selanjutnya diteruskan di SDN Tempeh Lor 02. Di SD ia terlihat menonjol dalam pelajaran, juara 1, 2, 3 pun pernah ia raih. tidak hanya itu ia adalah salah satu anak berprestasi yang mengharumkan nama sekolahnya dengan Juara Olimpiade IPA tingkat SD.

Berkat semangatnya dalam belajar, ia pun diterima di SMP Favorit, SMPN 1 Tempeh. Didikan disiplin dan pantang menyerah ia dapatkan di institusi ini.
Disamping suka membaca berita, ia berbakat dalam bidang TI (Teknologi Informasi) dan mengantarkannya ke sekolah TI SMK Negeri Tempeh PRODI Multimedia. Bakat TI nya semakin mahir karena dididik langsung oleh guru profesional dari lulusan Kota Malang dan Yogyakarta. Ia juga menyenangi dunia karya tulis dan penerbitan, terbukti dia dipercaya sebagai koordinator Majalah sekolah.

Karena ingin membuat Orang Tua nya bangga. Anggi pun giat dalam Ujian Akhir Nasional. Alhamdulillah, berkat ketekunannya, Anggi bisa meraih dua penghargaan sekaligus. yaitu Juara 1 Paralel Sekolah dengan nilai terbaik UN se-SMK Negeri Tempeh dan nilai Matematika terbaik.

Tidak cukup sampai disitu, Ia tak pernah mundur dalam meraih cita-citanya. dia memberanikan diri mengikuti tes SBMPTN SOSHUM padahal di SMK tidak mempelajari pelajaran Ekonomi, geografi, sejarah, sosiologi, Anggi tak pernah gentar menghadapi itu, terus berusaha dan optimis itulah prinsipnya. Karena gigihnya dalam berusaha, Anggi berhasil lulus SBMPTN dan diterima di Universitas Jember Prodi favorit PGSD.

Saat ini Anggi sedang menempuh studi nya di Universitas Jember. Doa dan kasih sayang dari Orang tua nya sangat berperan penuh mengantarkan ia ke Perguruan tinggi negeri ini. dengan sejuta mimpi yang dimiliki, ia akan selalu berusaha dan gigih dalam melangkah, hanya satu tujuan Anggi yaitu hanya ingin membanggakan kedua orang tua nya.

Jaringan Komputer

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Tiga abad sebelum sekarang, masing-masing ditandai dengan dominasi yang berbeda. Abad ke 18 didominasi oleh perkembangan sistem mekanik yang mengiringi revolusi industri. Abad ke 19 merupakan zaman mesip uap. Abad ke 20, teknologi radio, tv, dan komputer memegang peranan untuk pengumpulan, pengolahan, dan media distribusi informasi. Abad ke 21 ini, dimana teknologi jaringan komputer global mampu menjangkau seluruh wilayah dunia, pengembangan sistem dan teknologi, penyebaran informasi melaului internet, peluncuran satelit komunikasi, menandai awal abad millenium.
Perkembangan teknologi komputer dewasa ini berlangsung semakin cepat, canggih dan berkemampuan tinggi. Jaringan komputer merupakan sebuah kebutuhan yang tidak dapat dielakkan lagi. Secara umum, jaringan komputer adalah beberapa komputer yang saling berhubungan dan melakukan komunikasi satu dengan yang lain menggunakan perangkat keras jaringan.
Komputer yang berada dalam suatu jaringan dapat melakukan tukar menukar informasi/data dengan komputer yang lain yang berada dalam jaringan tersebut. Pengguna suatu komputer dapat melihat dan mengakses data pada komputer lain dalam jaringan apabila file tersebut di share.
Dengan terus berkembangnya jaringan komputer, baik dari segi skalabilitas, teknologi, perangkat keras yang di pakai, dan servis lainnya, jaringan komputer membawa banyak dampak positif bagi perkembangan umat manusia.

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penulisan ini sebagai berikut:
1.        Apakah yang dimaksud dengan jaringan komputer?
2.        Apa sajakah jenis-jenis jaringan komputer?
3.        Apa sajakah macam-macam topologi jaringan komputer?

C.      Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dalam penulisan ini sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui pengertian jaringan komputer.
2.      Untuk mengetahui jenis-jenis jaringan komputer.
3.      Untuk mengetahui macam-macam topologi jaringan komputer.




BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Jaringan Komputer
Jaringan komputer adalah sebuah sistem yang terdiri dari dua atau lebih komputer yang saling terhubung satu sama lain melalui media transmisi atau media komunikasi sehingga dapat saling berbagi data, aplikasi maupun berbagi perangkat keras komputer. Istilah jaringan komputer sendiri juga dapat diartikan sebagai kumpulan sejumlah terminal komunikasi yang terdiri dari dua komputer atau lebih yang saling terhubung. Tujuan dibangunnya jaringan komputer adalah agar informasi/ data yang dibawa pengirim (transmitter) dapat sampai kepada penerima (receiver) dengan tepat dan akurat.
Manfaat yang didapat dalam membangun jaringan komputer, yaitu :
1.        Sharing resources
Sharing resources bertujuan agar seluruh program, peralatan atau peripheral lainnya dapat dimanfaatkan oleh setiap orang yang ada pada jaringan komputer tanpa terpengaruh oleh lokasi maupun pengaruh dari pemakai.
2.        Media Komunikasi
Jaringan komputer memungkinkan terjadinya komunikasi antar pengguna, baik untuk teleconference maupun untuk mengirim pesan atau informasi yang penting lainnya.
3.        Integrasi Data
Jaringan komputer dapat mencegah ketergantungan pada komputer pusat, karena setiap proses data tidak harus dilakukan pada satu komputer saja, melainkan dapat didistribusikan ke tempat lainnya. Oleh sebab inilah maka dapat terbentuk data yang terintegrasi yang memudahkan pemakai untuk memperoleh dan mengolah informasi setiap saat.
4.        Pengembangan dan Pemeliharaan
Pengembangan peralatan dapat dilakukan dengan mudah dan menghemat biaya, karena setiap pembelian komponen seperti printer, maka tidak perlu membeli printer sejumlah komputer yang ada tetapi cukup satu buah karena printer itu dapat digunakan secara bersama – sama. Jaringan komputer juga memudahkan pemakai dalam merawat harddisk dan peralatan lainnya, misalnya untuk memberikan perlindungan terhadap serangan virus maka pemakai cukup memusatkan perhatian pada harddisk yang ada pada komputer pusat.
5.        Keamanan Data
Sistem Jaringan Komputer dapat memberikan perlindungan terhadap data. Karena pemberian dan pengaturan hak akses kepada para pemakai, serta teknik perlindungan terhadap harddisk sehingga data mendapatkan perlindungan yang efektif.
6.        Sumber Daya Lebih Efisien dan Informasi Terkini
Dengan pemakaian sumber daya secara bersama – sama, akan mendapatkan hasil yang maksimal dan kualitas yang tinggi. Selain itu data atau informasi yang diakses selalu terbaru, karena setiap ada perubahan yang terjadi dapat segera langsung diketahui oleh setiap pemakai.

Strategi Pembelajaran Membaca Menulis Permulaan SD

BAB I
PEMBAHASAN

A. Pembelajaran Membaca dan Menulis permulaan
Membaca adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu yang di tulis. Membaca melibatkan pengenalan simbol yang menyusun sebuah bahasa. Membaca dan mendengar adalah 2 cara paling umum untuk mendapatkan informasi. Informasi yang didapat dari membaca dapat termasuk hiburan, khususnya saat membaca cerita fiksi atau humor.
Sebagian besar kegiatan membaca sebagian besar dilakukan dari kertas. Batu atau kapur di sebuah papan tulis bisa juga dibaca. Tampilan komputer dapat pula dibaca. Membaca dapat menjadi sesuatu yang dilakukan sendiri maupun dibaca keras-keras. Hal ini dapat menguntungkan pendengar lain, yang juga bisa membangun konsentrasi kita sendiri.
Membaca merupakan kegiatan yang membutuhkan keseimbangan yang baik, dimulai dari mulai gerakan mata dan pemantapan pemikiran serta kemampuan untuk menerima informasi dan menelaah informasi tersebut.
Dibutuhkannya keseimbangan yang baik dan akurat agar kita mampu menerima informasi secara tepat dan mengingat informasi tersebut saat kita perlukan. Dalam membaca dibutuhkan pula kosentrasi agar kita bisa menyimpan informasi secara maksimal. Semakin sering kita membaca maka semakin baik pula kemampuan membaca kita.
Para ahli telah mendefinisikan tentang membaca dan tidak ada kriteria tertentu untuk menentukan suatu definisi yang dianggap paling besar. Menurut Hariss dan Sipay (1980;8) membaca sebagai suatu kegiatan yang memberikan respon makna secara tepat terhadap lambing verbal yang tercetak atau tertulis. Pemahaman atau makna dalam membaca lahir dari interaksi antara presepsi terhadap symbol grafis dan ketrampilan berbahasa serta pengatahuan pembaca. Dalam interaksi ini, pembaca berusaha mencipatakan kembali makna sebagaimana makna yang ingin disampaikan oleh penulis dan tulisannya.

Student Plan

Saya Anggi Dwi Prayitno, dapat dipanggil Anggi. Saya adalah Mahasiswa baru di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Prodi PGSD. Pendidikan saya dimulai dari SDN Negeri Tempeh lor 02 lulus tahun 2009 ,dilanjutkan di SMP Negeri 1 Tempeh lulus tahun 2012. Sampai saat ini pendidikan terakhir saya di SMK Negeri Tempeh jurusan Multimedia lulus tahun 2015.

Saya adalah putra dari Bapak Eko Marsulap dan Ibu Susiyami. Anak ke 2 dari 3 bersaudara. Saya mempunyai Kakak Andrie Yudi Hartono, beliau sudah berumah tangga dan mempunyai usaha sendiri dan merupakan lulusan STIE Widyagama Manajemen. Adik saya masih bersekolah di SMKN Tempeh jurusan Desain dan Produksi Kria Tekstil kelas 11.

Pengalaman berorganisasi saya di SMK Negeri Tempeh. Pramuka, PMR, dan Pengurus Perpustakaan sekolah sebagai koordinator dalam pembuatan majalah sekolah.

Kekuatan dan kelebihan yang saya miliki yaitu mudah belajar terhadap sesuatu apapun yang terjadi di sekitar seperti belajar dari pengalaman sendiri, orang lain, maupun cerita fiktif yang hanya karangan. Saya sangat bersyukur bisa sangat peka terhadap apa yang terjadi di sekitar, sehingga ketika saya melihat sesuatu yang bermanfaat. Saya bisa meniru kebaikan itu dan menghindari kesalahan yang mereka perbuat.

Selain itu, Saya senang berdoa kepada Allah. Apapun saya meminta kepadaNYA. Karena hanya Dia lah yang maha Mengabulkan. Jika di kemudian hari hal yang saya impikan tersebut terkabul. Saya bersyukur lalu dengan cepat saya menyimpulkan bahwa Allah memilihkan pilihan ini, agar saya bersyukur dan belajar, betul. Tidak berlangsung lama 2-3 hari, saya dapat mengerti kenapa Allah memilihkan pilihan ini dengan alasan tertentu.

Begitu pun juga sebaliknya,  jika yang saya harapkan belum terkabul, saya harus bersabar dan mencari apa yang Allah maksudkan pada pilihan ini, tidak berlangsung lama juga, saya sudah tau alasannya. Kenapa Allah lebih memilih untuk tidak mengabulkannya, semua itu ada alasannya. Sedikitpun saya tidak menyalahkan pilihan yang Allah tetapkan. Saya percaya bahwa pilihanNya adalah yang terbaik bagi saya dan semuannya. Semua nya itu tidak lain hanya untuk melatih rasa syukur dan kesabaran saya dalam menjalani hidup ini.

Disamping itu, saya sangat menyukai belajar dan mengajar, waktu di SMK  saya sering aktif dalam membuat forum belajar kelompok dengan kawan-kawan. Saya diminta untuk mengajari mata pelajaran yang dirasa kawan belum mengerti, saya melihat kawan cocok dengan cara saya mengajar yang tidak terlalu resmi seperti di sekolah dan saya barengi dengan gambar gambar yang yang mudah untuk dimengerti semacam media pembelajaran. Hal tersebut membuat saya ingin untuk selalu berbagi ilmu kapan pun dimanapun dan kepada siapapun.

Kelemahan saya, saya tidak begitu mahir dalam berbahasa Indonesia dan berkomunikasi . Tapi saya yakin dengan saya lebih banyak belajar, saya akan lebih cepat bisa menguasai nya

Pengalaman menarik dan yang tidak menarik yang saya miliki, berawal dari kelas X SMK. Suatu ketika di sekolah kejuruan ini, ada program wirausaha. Siswa siswi diminta untuk menjualkan produk obat nyamuk minimal 1 pack (Rp.2300). Program ini di manage oleh sales obat nyamuk itu sendiri bekerjasama dengan sekolah. Dengan iming-iming mendapat  beasiswa/dana pendidikan yang diberikan jika menjual paling banyak dalam waktu 2 minggu. terbanyak nomor satu senilai Rp.500.000, terbanyak nomor dua mendapat Rp.400.000, begitupun seterusnya. Karena saya ingin membantu kebutuhan sekolah bapak dan ibu di rumah. Saya bersemangat untuk mengikuti kompetisi ini. Hanya dengan 4 hari, saya bisa menjual 4 kardus yang masing masing setiap kardus nya berisi 60 pack.

Saya bersyukur dapat menjual produk tersebut dengan cepat. Sehingga saya optimis dapat memenangkan kompetisi ini.
Setelah saya tunggu-tunggu sekitar 1 bulan. Sales yang kemarin tidak datang kembali. Setelah saya tanya kesana kemari ternyata yang di iming imingi hadiah sejumlah dana itu tidak ada dan tidak pernah ada. Saya kecewa dan menangis dalam hati. Kenapa Sales kok tega berbicara seperti itu, bicara bohong dan menipu semua kawan kawan saya di SMK.

Setelah saya sanggup bangkit dari kegagalan tersebut. saya ikhlas dan menerima apa saja yang ditetapkan Allah kepada saya. Saya ambil hikmah dari kejadian tersebut. karena saya percaya bahwa Allah tau mana yang terbaik.

Tidak berlangsung lama sekitar Dua bulan setelahnya. Saya mendapat kabar dari kawan saya. Bahwa saya lulus seleksi beasiswa dari PUTERA SAMPOERNA FOUNDATION yang sebelumnya saya pernah mengisi formulir pendaftaran beasiswa dan seleksi visitasi/ kunjungan rumah.
Tidak disangka sangka, saya baru sadar dua minggu kemudian, bahwa dana yang saya terima dari beasiswa SAMPOERNA tersebut senilai 5 JUTA Rupiah. Itu 10 kali lipat dari hadiah produk yang dulu pernah menipu saya. Sungguh keajaiban. Karena Rosulullah pernah bersabda “Jika Engkau ikhlas memberi sesuatu kepada orang lain, maka Allah akan menggantikannya dengan 10 kali lipat”

Saya sangat bersyukur dengan pengalaman yang saya alami ini, dan membuat saya selalu ikhlas terhadap pilihan yang Allah tetapkan karena pilihannya selalu yang terbaik bagi saya dan semuanya. Dan Itu merupakan pengalaman penuh dengan keajaiban yang akan selalu saya share kepada siapapun dan saya ingin katakan kepada mereka bahwa Allah itu ada dan selalu ada untuk Makhluk nya.

Prestasi yang pernah diraih
o Juara 1 Cerdas Cermat Tingkat sekolah
o Juara 3 Kompetisi fotografi Tingkat sekolah
o Penghargaan Matematika terbaik Ujian Nasional SMKN Tempeh
o Penghargaan Nilai terbaik Ujian Nasional SMKN Tempeh


Cita-cita
Saya bercita cita ingin membahagiakan orang tua, terlalu banyak saya merepotkan bapak dan ibu di rumah. Sekarang, saya disini sendiri tanpa rasa sayang seperti dulu lagi. Saya berikrar bahwa saya tidak akan melukai hati orang tua lagi dengan selalu bersemangat dalam mengejar prestasi disini. Saya ingin menjadi Guru dan Dosen, agar orang tua saya bangga anaknya tidak seperti mereka dulu yang susah sekolah. Semua aku persembahkan hanya untuk orang tua tercinta.



Karakteristik Murid Tuna Cakap Belajar

BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Murid Tuna Cakap Belajar
Pengertian tentang murid tuna cakap belajar nampaknya cenderung belum memasyarakat, karena istilah yang sudah lazim digunakan dalam pendidikan Indonesia adalah murid yang mengalami kesulitan belajar dengan sebutan anak “berkesulitan belajar”.
Secara esensial kedua istilah tersebut dapat dikatakan “identik”. Meskipun jika dilihat dari faktor yang menimbulkan ketunacakapan belajar cenderung lebih bersifat internal (faktor yang berasal dari dalam diri anak). Namun sama-sama menunjukkan ketidakmampuan di dalam belajar, maka istilah tersebut cenderung sama. Tuna cakap belajar (berkesulitan belajar) sebagai terjemahan dari learning disabilities.
Istilah yang digunakan untuk menyebut murid berkesulitan belajar (tuna cakap belajar) cukup beragam. Keragaman istilah ini disebabkan oleh sudut pandang ahli yang berbeda-beda, seperti dikemukakan berikut ini :
Kelompok ahli pendidikan menyebutnya dengan istilah educationally handicapped. Digunakan istilah ini karena murid-murid ditinjau mengalami kesulitan dalam mengikuti proses pendidikan, sehingga mereka memerlukan layanan pendidikan secara khusus sesuai dengan bentuk dan derajat kesulitannya. Layanan pendidikan khusus yang dimaksud tidak hanya berkaitan dengan kesulitan yang dihadapinya. Tetapi juga dalam strategi atau pendekatan bantuannya. (Hallahan dan Kauffman, 1991).
Dalam kegiatan pembelajaran termasuk pembelajaran mandiri selalu di jumpai adanya peserta didik yang mengalami kesulitan dalam mencapai standar kompetensi,kompetensi dasar dan penguasaan materi pembelajaran yang telah ditentukan secara garis besar kesulitan dimaksud dapat berupa kurangnya pengetahuan prasyarat, kesulitan memahami materi pembelajaran, maupun kesulitan dalam mengerjakan tugas-tugas latihan dan menyelesaikanmenyelesaikan soal-soal ulangan, secara khusus, kesulitan yang di jumpai peserta dapat berupa tidak di kuasainya kompetensi dasar mata pelajaran tertentu, misalnya operasi bilangan dalam matematika atau membaca dan menulis.
      Agar peserta didik dapat memecahkan kesulitan tersebut perlu adanya bantuan. Bantuan dimaksud berupa pemberian pendidikan khusus perlu di pilih strategi dan langkah-langkah yang tepat setelah terlebih dahulu diadakan diagnosis terhadap kesulitan belajar yang dialami peserta didik. Jenis bimbingan yang diambil di arahkan kepada kelemahan atau ketidakmampuan pada kesulitan yang di hadapi oleh peserta didik
Agar peserta didik dapat memecahkan kesulitan tersebut perlu adanya bantuan. Bantuan dimaksud berupa pemberian pendidikan khusus perlu di pilih strategi dan langkah-langkah yang tepat setelah terlebih dahulu diadakan diagnosis terhadap kesulitan belajar yang dialami peserta didik. Jenis bimbingan yang diambil di arahkan kepada kelemahan atau ketidakmampuan pada kesulitan yang di hadapi oleh peserta didik.
Betapapun pentingnya bimbingan harus di berikan kepada siswa tertentu, karena tugas utama seorang guru harus berfase pada terselengaranya proses belajar mengajar ( PBM ). Oleh karena itu sejumlah kemungkinan layanan bimbingan hanya beberapa saja yang benar berkaitan secara langsung dengan PBM, tugas lainnya merupakan kompetensi dari layanan khusus bimbingan dan layanan di sekolah.
Kegiatan layanan pendidikan khusus itu berjalan parallel dan berdampingan serta berurutan logis dengan kegiatan proses belajar mengajar

1.2 Jenis –Jenis Tuna Cakap Belajar
a.    Minimal Brain Dysfunction
Minimal brain Dysfunction adalah ketidakberfungsian minimal otak digunakan untuk merujuk suatu kondisi gangguan syaraf minimal pada murid ketidakberfungsian ini bisa termanifestasi dalam berbagai kombinasi kesulitan seperti konseptualisasi, bahasa, memori, pengendalian , perhatian, impulse(dorongan), atau fungsi motorik.
b.    Aphasia
Aphasia merujuk suatu kepada suatu kondisi dimana anak gagal mnuasi ucapan-ucapan bahasa yang bermakna pada usia sekitar 3,0 tahun. Ketidakcakapan bicara ini tidak dapat dijelaskan karena factor ketulia ,keterbelakangan mental, ganngguan organ bicara,tau factor lingkungan
a)    Receptive aphasia
·       Tidak dapat mengeidentifikasi apa yang didengar
·       Tidak mendapat melacak arah
·       Kemiskinan kosa kata
·       Tidak dapat memahami apa yang terjadi dalam gambar.
·       Tidak dapat memahami apa yang dia baca.
b)   Expressive aphasia
·       Jarang bicara di kelas
·       Kesulitan dalam melakukan peniruan.
·       Banyak pembicaraan yang tidak sejalan dengan ide.
·       Jarang menampilkan gesture (gerakan tangan )
·       Ketidakcakapan menggambar dan menulis.
c)    Inner aphasia
·       Tidak mampu melakukan asosiasi, oleh karena itu sulit berfikir abstrak
·       Memberikan respon yang tak layak atas panggilan/sahutan
·       Lamban merespon
d)   Dyslexsia
Dylexia, ketidakcakapan membaca. Adalah jenis lain gangguan belajar. Yakni anak-anak berkecerdasan normal yang mengalami kesulitan berkompitisi dengan temannya di sekolah .
Simptom umum dylesia :
·      Kelamahan orientasi kanan –kiri
·      Kecendurungan membaca kata bergerak maju mundur. Seperti “dia” dibaca “aid”.
·      Kelemahan keterampilan jari.
·      Kesulitan dalam berhitung
·      Kelmahan memori.
·      Kesulitan auditif.
·      Kelemahan memori visual.
·      Dalam membaca keras tidak mampu mengkonverisikan symbol visual ke dalam symbol auditif sejalan dengan bunyi secara benar.
e)    Kelemahan Perseptual dan perseptual-motorik
Kelemahan preseptual dan preseptual-motorik sebenarnya merujuk kepada masalah yang sama, persepsi dapat diidentifikasi tanpa mengaitkan dengan aspek motorik. Persepsi itu sendiri membedakan stimulus sensoris, yang pada gilirnnya harus diorganisasikan ke dalam pola-pola yang bermakna.

1.3 Karakteristik Anak Tuna Cakap Belajar
A.    Ditinjau Dari Sifat dan Perilaku Anak
Setiap anak atau siswa memiliki sifat dan perilaku yang berbeda-beda, adapun karakteristik anak tuna cakap belajar antara lain:
a) Memiliki kelemahan dalam berpikir dan menerima materi atau stimulus yang diberikan oleh guru.
b)   Intelegensinya dibawah rata-rata.
c)    Tidak menunjukan peningkatan prestasi.
d)   Lebih cenderung menyendiri, cuek dan pemalu
e)    Jika dihadapkan dengan sebuah pertanyaan atau soal cenderung tidak bisa menjawab atau lambat.
f)    Tidur didalam kelas
g)   Tidak aktif.
h)   Nyontek pekerjaan teman.
i)     Tidak naik kelas

B.     Karakteristik Anak Tuna Cakap Belajar Ditinjau dari Berbagai Aspek
Karakteristik tuna cakap belajar yang ditemukan pada murid kecenderungan menunjukkan kesulitan dalam hal-hal berikut.
a)    Aspek Kognitif
Yaitu murid yang menunjukkan karakteristik kesulitan dalam masalah-masalah khusus seperti : kemampuan membaca, menulis, bicara, mendengarkan, berpikir dan matematis. Semuanya merupakan penekanan terhadap aspek akademik atau kognitif. Penekanan seperti ini merefleksikan keyakinan bahwa masalah murid tuna cakap belajar lebih banyak berkaitan dengan orientasi akademik dan bukan disebabkan oleh tingkat kecerdasan yang rendah
b)   Aspek Bahasa
Yaitu murid yang menunjukkan karakteristik kesulitan dalam mengeksperikan diri, baik secara lisan (verbal) maupun tertulis. Dengan kata lain, murid yang mengalami tuna cakap belajar dalam aspek bahasa cenderung mengalami kesulitan dalam menerima dan memahami bahasa (bahasa reseptif) serta dalam mengekspresikan diri secara verbal (bahasa ekspresif)
c)    Aspek Motorik
Masalah motorik merupakan salah satu masalah yang dikaitkan dengan murid tuna cakap belajar yang berhubungan dengan kesulitan dalam keterampilan motorik-perseptual (perceptual-motor problem), yang diperlukan untuk mengembangkan keterampilan meniru rancangan atau pola. Kemampuan motorik ini diperlukan untuk menggambar, menulis atau menggunakan gunting, serta sangat diperlukan koordinasi yang baik, anatara tangan dan mata, yang dalam banyak hal koordinasi tersebut kurang dimiliki murid yang mengalami tuna cakap belajar
d)   Aspek Sosial dan Emosi
Dua karakteristik yang sering diangkat sebagai karakteristik sosial emosional murid tuna cakap belajar ialah kelabilan emosional dan keimpulsif-an. Kelabilan emosional ditunjukkan oleh sering berubahnya suasana hati dan temperamen, sementara ke-impulsif-an merujuk kepada lemahnya pengendalian terhadap doronggan-dorongan tersebut

1.4 Identifikasi Ketuna-Cakapan Belajar
Prosedur identifikasi dan metode pengajaran yang di gunakan untuk murid yang tuna cakap belajar, memiliki prinsip-prinsip evaluasi sebagai berikut:
a.   Tes atau evaluasi harus di berikan dalam bahasa anak
b.   Tidak ada prosedur tunggal yang bisa digunakan untuk menentukan program pendidikan yang layak bagi anak berkesulitan belajar
c.   Evaluasi di lakukan oleh tim yang berasal dari berbagai disiplin ilmu yang meliputi, guru tetap dan ahli yang mampu mlakukan diagnostik.
d.   Kriteria untuk mnentukan ketunacakapan belajar yang khusus






BAB III
PENUTUP

2.1 Kesimpulan

            Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan maka dapat disimpulakan bahwa ketunacakapan belajar pada murid dapat mempengaruhi proses belajar. Kekeliruan dalam gaya penyajian dapat menimbulkan kelambanan atau kegagalan yang dialaminya dalam belajar. Oleh karena itu guru, seyognya memahami benar faktor-faktor yang dapat menimbulkan kesulitan pada muridnya, terlebih pada murid yang mengalami tuna cakap belajar. Mereka memerlukan layanan dan metode secara khusus sesuai bentuk dan tingkat kesulitannya serta cara pemecahannya melalui strategi atau bantuan yang tepat agar mereka dapat mengikuti pembelajaran dengan baik, sesuai tujuan Pendidikan Nasional.





Penanaman Nilai-nilai Pancasila Kepada Siswa SD dengan Metode Permainan “Petak Umpet”

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG
Pancasila dianggap sebagai sesuatu yang sakral yang setiap warganya harus hafal dan mematuhi segala isi dalam pancasila tersebut. Namun sebagian besar warga negara Indonesia hanya menganggap pancasila sebagai dasar negara/ideologi semata tanpa memperdulikan makna dan manfaatnya dalam kehidupan. Tanpa manusia sadari nilai-nilai makna yang terkandung dalam pancasila sangat berguna dan bermanfaat.
Banyaknya terjadi penyimpangan/kesalahan tertentu sebenarnya berakar dari tidak mengamalkannya nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila itu sendiri. Maka dari itu pentingnya memahami pancasila tidak hanya mengerti namun juga mengamalkan dan melaksanakan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila sebagai pendidikan karakter.
Pendidikan karakter yang merupakan upaya mewujudkan amanat pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dilatar belakangi oleh realita yang berkembang saat ini di lembaga pendidikan. Dengan prilaku- prilaku yang tidak sesuai dengan karakter bangsa Indonesia saat ini.
Membina dan mendidik karakter, dalam arti untuk membentuk “positive character” generasi muda bangsa ini. Agar positive character terbentuk, maka perlu pembiasaan “mandiri, sopan santun, kreatif dan tangkas, rajin bekerja, dan punya tanggung jawab.” (Marjohan.2010:7)
Pendidikan karakter disebutkan sebagai pendidikan nilai, pendidikan nilai budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk,dan mewujudkan di dalam kehidupan sehari-hari.
Seiring dengan perkembangan zaman, menanamkan karakter dan budi luhur kepada anak-anak sulit untuk dilakukan, perlu sesuatu yang baru yang menjadikan anak lebih antusias terhadap materi pendidikan karakter ini.
Permainan Petak Umpet merupakan salah satunya, permainan ini bisa menjadi pilihan dalam menanamkan budi pekerti dengan cara yang menyenangkan. Banyak manfaat yang didapatkan dari permainan ini, misalnya sikap jujur, bertanggung jawab, sopan santun, peduli dan lain lain

1.2. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Pancasila ?
2. Apakah Arti dan Makna dari Garuda Pancasila sebagai Lambang Negara?
3. Bagaimanakah maksud dari Pancasila Sebagai Bagian dari Empat Pilar Kebangsaan?
4. Seberapa Penting Pancasila Sebagai Pendidikan Karakter?
5. Bagaimana Penerapan Metode pembelajaran “Petak Umpet” dalam Pembelajaran PPKn SD berdasarkan kurikulum 2013
6. Bagaimana cara bermain permainan Petak Umpet?
7. Apa saja manfaat bermain permainan Petak Umpet?

1.3. TUJUAN
1. Mengetahui arti Pancasila
2. Mengetahui dan memahami Arti dan Makna dari Garuda Pancasila sebagai Lambang Negara
3. Memahami Pancasila Sebagai Bagian dari Empat Pilar Kebangsaan?
4. Mengetahui Pentingnya Pancasila Sebagai Pendidikan Karakter?
5. Memahami Metode pembelajaran “Petak Umpet” dalam Pembelajaran PPKn SD dengan SD berdasarkan kurikulum 2013
6. Mengetahui cara bermain permainan Petak Umpet?
7. Mengetahui manfaat bermain permainan Petak Umpet dalam menanamkan karakter berdasarkan Pancasila?


1.4. MANFAAT
a. Menambah pengetahuan tentang pilar kebangsaan Pancasila sebagai pendidikan karakter
b. Menumbuhkan rasa tanggung jawab, peduli dan tolong menolong dengan permainan Petak Umpet
c. Mengetahui metode baru dalam membelajarkan pendidikan karakter melalui permainan Petak Umpet



BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pancasila
Pancasila merupakan ideologi dasar bagi negara Indonesia yang berasal dari ajaran budha dalam kitab tripitaka dua kata: panca yang berarti lima dan syila yang berarti dasar. Jadi secara leksikal Pancasia bermakna lima aturan tingkah laku yang penting.
1. Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawratan / perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pengertian Pancasila menurut Ir.Soekarno, Pancasila adalah jiwa bangsa Indonesia yang turun-temurun sekian lamanya terpendam bisu oleh kebudayaan barat. Dengan demikian, Pancasila tidak hanya falsafah bangsa tetapi lebih luas lagi yakni falsafah bangsa Indonesia.

2.1.1. Arti dan Makna Garuda Pancasila sebagai Lambang Negara
Burung Garuda merupakan lambang negara Indonesia sejak negara ini berdiri. Akan tetapi tidak semua orang tahu tentang arti dan makna garuda pancasila sebagai lambang negara. Sebagai bangsa Indonesia paling tidak kita tahu dan mengerti arti lambang negara kita sediri sebagai sikap penghargaan terhadap perjuangan para pendiri bangsa dan kelak dapat menceritakan kepada anak cucu kita sebagai generasi penerus bangsa.
a. Burung Garuda Pancasila dalam cerita kuno tentang para dewa adalah kendaraan Dewa Vishnu yang besar dan kuat.
b. Warna Burung Garuda adalah kuning emas yang menggambarkan sifat agung dan jaya.
c. Garuda adalah seekor burung gagah dengan paruh, sayap, ekor, dan cakar yang menggambarkan kekuatan dan tenaga pembangunan
d. Jumlah bulu burung garuda pancasila memiliki melambangkan hari kemerdekaan Indonesia , 17 Agustus 1945
e. Bulu masing-masing sayah berjumlah 17 helai
f. Bulu Ekor berjumlah 8 helai
g. Bulu Leher berjumlah 45 helai
h. gambar pancasila
Di bagian dada burung garuda terdapat perisai yang dalam kebudayaan serta peradaban bangsa Indonesia merupakan senjata untuk berjuang, bertahan, dan berlindung untuk meraih tujuan. Perisai Garuda bergambar lima simbol yang memiliki arti masing-masing:

a. Bintang, sila ke-1 Pancasila, melambangkan Ketuhanan yang Maha Esa
b. Rantai Baja, sila ke-2, melambangkan Kemanusiaan yang adil dan beradab
c. Pohon beringin, sila ke-3, melambangkan Persatuan Indonesia
d. Kepala banteng, sila ke-4, melambangkan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan permusyawaratan perwakilan
e. Padi dan kapas, sila ke-5, melambangkan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Garis hitam tebal di tengah perisai melambangkan garis katulistiwa yang melukiskan lokasi Indonesia berada di garis katulistiwa

Warna dasar perisai adalah merah putih seperti warna bendera Indonesia

2.2. Pancasila Sebagai Bagian dari Empat Pilar Kebangsaan
2.2.1. Pengantar
Dalam berbagai wacana selalu terungkap bahwa telah menjadi kesepakatan bangsa adanya empat pilar penyangga kehidupan berbangsa dan bernegara bagi negara-bangsa Indonesia. Bahkan beberapa partai politik dan organisasi kemasyarakatan telah bersepakat dan bertekad untuk berpegang teguh serta mempertahankan empat pilar kehidupan bangsa tersebut. Empat pilar dimaksud dimanfaatkan sebagai landasan perjuangan dalam menyusun program kerja dan dalam melaksanakan kegiatannya. Hal ini diungkapkan lagi oleh Presiden RI Bapak Susilo Bambang Yudhoyono, pada kesempatan berbuka puasa dengan para pejuang kemerdekaan pada tanggal 13 Agustus 2010 di istana Negara.
Empat pilar tersebut adalah (1) Pancasila, (2) Undang-Undang Dasar 1945, (3) Negara Kesatuan Republik Indonesia dan (4) Bhinneka Tunggal Ika. Meskipun hal ini telah menjadi kesepakatan bersama, atau tepatnya sebagian besar rakyat Indonesia, masih ada yang beranggapan bahwa empat pilar tersebut adalah sekedar berupa slogan-slogan, sekedar suatu ungkapan indah, yang kurang atau tidak bermakna dalam menghadapi era globalisasi. Bahkan ada yang beranggapan bahwa empat pilar tersebut sekedar sebagai jargon politik. Yang diperlukan adalah landasan riil dan konkrit yang dapat dimanfaatkan dalam persaingan menghadapi globalisasi.
Namun sebelumnya, ada baiknya bila kita merenung sejenak bahwa di atas empat pilar tersebut terdapat pilar utama yakni Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945. Tanpa adanya pilar utama tersebut tidak akan timbul adanya empat pilar dimaksud. Antara proklamasi kemerdekaan, Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dilukiskan secara indah dan nyata dalam lambang negara Garuda Pancasila.
Sejak tahun 1951, bangsa Indonesia, dengan Peraturan Pemerintah No. 66 tahun 1951, menetapkan lambang negara bagi negara-bangsa yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Ketetapan tersebut dikukuhkan dengan perubahan UUD 1945 pasal 36A yang menyebutkan: ”Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.” Lambang negara Garuda Pancasila mengandung konsep yang sangat esensial dan merupakan pendukung serta mengikat pilar-pilar dimaksud. Burung Garuda yang memiliki 17 bulu pada sayapnya, delapan bulu pada ekornya, 45 bulu pada leher dan 19 bulu pada badan di bawah perisai, menggambarkan tanggal berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Perisai yang digantungkan di dada Garuda menggambarkan sila-sila Pancasila sebagai dasar negara, ideologi bangsa dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Sementara itu Garuda mencengkeram pita yang bertuliskan ”Bhinneka Tunggal ika,” menggambarkan keanekaragaman komponen bangsa yang harus dihormati, didudukkan dengan pantas dan dikelola dengan baik. Dengan demikian terjadilah suatu kesatuan dalam pemahaman dan mendudukkan pilar-pilar tersebut dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia mengandung konsep dan prinsip yang sangat mendasar yakni keinginan merdeka bangsa Indonesia dari segala macam penjajahan. Tidak hanya merdeka atau bebas dari penjajahan fisik tetapi kebebasan dalam makna yang sangat luas, bebas dalam mengemukakan pendapat, bebas dalam beragama, bebas dari rasa takut, dan bebas dari segala macam bentuk penjajahan modern. Konsep kebebasan ini yang mendasari pilar yang empat dimaksud.

2.2.2. Makna Pilar
Pilar adalah tiang penyangga suatu bangunan. Pilar memiliki peran yang sangat sentral dan menentukan, karena bila pilar ini tidak kokoh atau rapuh akan berakibat robohnya bangunan yang disangganya. Dalam bahasa Jawa tiang penyangga bangunan atau rumah ini disebut ”soko”, bahkan bagi rumah jenis joglo, yakni rumah yang atapnya menjulang tinggi terdapat empat sokodi tengah bangunan yang disebut soko guru. Soko guru ini sangat menentukan kokoh dan kuatnya bangunan, terdiri atas batang kayu yang besar dan dari jenis kayu yang dapat dipertanggung jawabkan. Dengan demikian orang yang bertempat di rumah tersebut akan merasa nyaman, aman dan selamat dari berbagai bencana dan gangguan.
Demikian pula halnya dengan bangunan negara-bangsa, membutuhkan pilar atau soko guru yang merupakan tiang penyangga yang kokoh agar rakyat yang mendiami akan merasa nyaman, aman, tenteram dan sejahtera, terhindar dari segala macam gangguan dan bencana. Pilar bagi suatu negara-bangsa berupa sistem keyakinan atau belief system, atau philosophische grondslag, yang berisi konsep, prinsip dan nilai yang dianut oleh rakyat negara-bangsa yang bersangkutan yang diyakini memiliki kekuatan untuk dipergunakan sebagai landasan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Seperti halnya soko guru atau pilar bagi suatu rumah harus memenuhi syarat agar dapat menjaga kokohnya bangunan sehingga mampu bertahan serta menangkal segala macam ancaman dan gangguan, demikian pula halnya dengan belief system yang dijadikan pilar bagi suatu negara-bangsa. Pilar yang berupa belief system suatu negara-bangsa harus menjamin kokoh berdirinya negara-bangsa, menjamin terwujudnya ketertiban, keamanan, dan kenyamanan, serta mampu mengantar terwujudnya kesejahteraan dan keadilan yang menjadi dambaan warga bangsa.

2.2.3. Pilar Pancasila
Pilar pertama bagi tegak kokoh berdirinya negara-bangsa Indonesia adalah Pancasila. Timbul pertanyaan, mengapa Pancasila diangkat sebagai pilar bangsa Indonesia. Perlu dasar pemikiran yang kuat dan dapat dipertanggung jawabkan sehingga dapat diterima oleh seluruh warga bangsa, mengapa bangsa Indonesia menetapkan Pancasila sebagai pilar kehidupan berbangsa dan bernegara. Berikut alasannya.
Pilar atau tiang penyangga suatu bangunan harus memenuhi syarat, yakni disamping kokoh dan kuat, juga harus sesuai dengan bangunan yang disangganya. Misal bangunan rumah, tiang yang diperlukan disesuaikan dengan jenis dan kondisi bangunan. Kalau bangunan tersebut sederhana tidak memerlukan tiang yang terlalu kuat, tetapi bila bangunan tersebut merupakan bangunan permanen, konkrit, yang menggunakan bahan-bahan yang berat, maka tiang penyangga harus disesuaikan dengan kondisi bangunan dimaksud.
Demikian pula halnya dengan pilar atau tiang penyangga suatu negara-bangsa, harus sesuai dengan kondisi negara-bangsa yang disangganya. Kita menyadari bahwa negara-bangsa Indonesia adalah negara yang besar, wilayahnya cukup luas seluas daratan Eropah yang terdiri atas berpuluh negara, membentang dari barat ke timur dari Sabang sampai Merauke, dari utara ke selatan dari pulau Miangas sampai pulau Rote, meliputi ribuan kilometer. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki 17 000 pulau lebih, terdiri atas berbagai suku bangsa yang memiliki beraneka adat dan budaya, serta memeluk berbagai agama dan keyakinan, maka belief system yang dijadikan pilar harus sesuai dengan kondisi negara bangsa tersebut.
Pancasila dinilai memenuhi syarat sebagai pilar bagi negara-bangsa Indonesia yang pluralistik dan cukup luas dan besar ini. Pancasila mampu mengakomodasi keanekaragaman yang terdapat dalam kehidupan negara-bangsa Indonesia. Sila pertama Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa, mengandung konsep dasar yang terdapat pada segala agama dan keyakinan yang dipeluk atau dianut oleh rakyat Indonesia, merupakan common denominator dari berbagai agama, sehingga dapat diterima semua agama dan keyakinan. Demikian juga dengan sila kedua, kemanusiaan yang adil dan beradab, merupakan penghormatan terhadap hak asasi manusia. Manusia didudukkan sesuai dengan harkat dan martabatnya, tidak hanya setara, tetapi juga secara adil dan beradab. Pancasila menjunjung tinggi kedaulatan rakyat, namun dalam implementasinya dilaksanakan dengan bersendi pada hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan Sedang kehidupan berbangsa dan bernegara ini adalah untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, bukan untuk kesejahteraan perorangan atau golongan. Nampak bahwa Pancasila sangat tepat sebagai pilar bagi negara-bangsa yang pluralistik.
Pancasila sebagai salah satu pilar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara memiliki konsep, prinsip dan nilai yang merupakan kristalisasi dari belief system yang terdapat di seantero wilayah Indonesia, sehingga memberikan jaminan kokoh kuatnya Pancasila sebagai pilar kehidupan berbangsa dan bernegara.
Negara Indonesia adalah negara hukum, yang bermakna bahwa hukum harus dijunjung tinggi dan ditegakkan. Setiap kegiatan dalam negara harus berdasar pada hukum, dan setiap warganegara harus tunduk dan taat pada hukum. Perlu kita sadari bahwa satu-satunya norma kehidupan yang diakui sah untuk memaksa warganya adalah norma hukum, hal ini berarti bahwa aparat pemerintah memiliki hak untuk memaksa, dan apabila perlu dengan kekerasan, terhadap warganegara yang tidak mau tunduk dan tidak mematuhi hukum. Memaksa adalah hak asasi aparat penyelenggara pemerintahan dalam menegakkan hukum.
Suatu negara yang tidak mampu menegakkan hukum akan mengundang terjadinya situasi yang disebut anarkhi. Sebagai akibat warganegara berbuat dan bertindak bebas sesuka hati, tanpa kendali, dengan berdalih menerapkan hak asasi, sehingga yang terjadi adalah kekacauan demi kekacauan. Dewasa ini berkembang pendapat dalam masyarakat, aparat yang dengan tegas menindak perbuatan warganegara yang mengacau dinilai sebagai melanggar hak asasi manusia, bahkan sering diberi predikat pelanggaran hak asasi manusia yang berat. Kita perlu sadar bahwa negara-bangsa Indonesia dewasa ini sedang dijadikan bulan-bulanan dalam penerapan dan pembelaan hak asasi manusia. Negara-bangsa Indonesia dibuat lemah tidak berdaya, sehingga kekuatan luar akan dengan gampang untuk menghancurkannya. Untuk menangkal pengaruh tersebut negara-bangsa Indonesia harus menjadi negara yang kokoh, berpribadi, memiliki karakter dan jatidiri handal sehingga mampu untuk menangkal segala gangguan.
Agar dalam penegakan hukum ini tidak dituduh sebagai tindak sewenang-wenang, sesuka hati penguasa, melanggar hak asasi manusia, diperlukan landasan yang dapat dipertanggung jawabkan dan dapat diterima oleh rakyat. Landasan tersebut berupa cita hukum atau rechtsidee yang merupakan dasar filsafati yang menjadi kesepakatan rakyat Indonesia. Pancasila sebagai cita hukum mengejawantah dalam dasar negara, yang dijadikan acuan dalam menyusun segala peraturan perundang-undangan. Pancasila merupakan common denominator bangsa, kesepakatan bangsa, terbukti sejak tahun 1945 Pancasila selalu dicantumkan sebagai dasar negara. Pancasila dipandang cocok dan mampu dijadikan landasan yang kokoh untuk berkiprahnya bangsa Indonesia dalam menegakkan hukum, dalam menjamin terwujudnya keadilan.

2.3. Pentingnya Pancasila Sebagai Pendidikan Karakter
Kebanyakan orang menyepelekan makna yang terkandung dalam pancasila itu sendiri. Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi sebenernya merupakan berawal dari tidak menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila pada karakter.
Oleh karena itu, memaknai kandungan nilai-nilai dalam pancasila seperti nilai ketuhan, kemanusiaan, persatuan, kemasyarakatan serta sebuah keadilan merupakan suatu hal yang perlu diterapkan melalui pendidikan karakter agar bangsa Indonesia menjadi manusia yang taat beragama, berkemanusiaan, adil dan berguna bagi dirinya, oranglain, bangsa dan negara.
Pendidikan budaya dan karakter bangsa bertujuan mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang lebih baik, yaitu warga negara yang memiliki kemampuan, kemauan, dan menerapkan nilai nilai Pancasila dalam kehidupannya sebagai warga negara (Puskur, 2010: 8).

Berikut nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
a. Selalu tertib dalam menjalankan ibadah.
b. Tidak berbohong kepada guru maupun teman.
c. Bersyukur kepada Tuhan karena memiliki keluarga yang menyayanginya.
d. Tidak meniru jawaban teman (menyontek) ketika ulangan ataupun mengerjakan tugas di kelas.
e. Tidak mengganggu teman yang berlainan agama dalam beribadah.
f. Menceritakan suatu kejadian berdasarkan sesuatu yang diketahuinya, tidak ditambah-tambah ataupun dikurangi.
g. Tidak meniru pekerjaan temannya dalam mengerjakan tugas di rumah.
h. Percaya pada kemampuan sendiri dalam melakukan apapun , karena Allah sudah memberian kelebihan dan kekurangan kepada setiap
manusia.

2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
a. Menolong teman yang sedang kesusahan.
b. Tidak membeda-bedakan dalam memilih teman.
c. Berbagi makanan dengan teman lain jika sedang makan didepan teman lain.
d. Mau mengajari teman yang belum paham dengan pelajaran tertentu.
e. Memberikan tempat duduk kepada orang tua, ibu hamil, atau orang yang lebih membutuhkan saat ada di kendaraan umum.
f. Tidak memaki-maki teman bersalah kepada kita.
g. Meminta maaf atau memaafkan apabila melakukan kesalahan.
h. Hormat dan patuh kepada guru, tidak membentak-bentaknya.
i. Hormat dan patuh kepada orang tua.

3. Persatuan Indonesia
a. Mengikuti upacara bendera dengan tertib.
b. Bergotong royong membersihkan lingkungan sekolah.
c. Tidak berkelahi sesama teman maupun dengan orang lain.
d. Memakai produk-produk dalam negeri.
e. Menghormati setiap teman yang berbeda ras dan budayanya.
f. Bangga menjadi warga negara Indonesia.
g. Tidak sombong dan membangga-banggakan diri sendiri.
i. Mengagumi keunggulan geografis dan kesuburan tanah wilayah Indonesia.

4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan.
a. Membiasakan diri bermusyawarah dengan teman-teman dalam menyelesaikan masalah.
b. Memberikan suara dalam pemilihan.
c. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
d. Menerima kekalahan dengan ikhlas apabila kalah bersaing dengan teman lain.
e. Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
f. Berani mengkritik teman, ketua maupun guru yang bertindak semena-mena.
g. Berani mengemukakan pendapat di depan umum.
h. Melaksanakan segala aturan dan keputusan bersam dengan ikhlas dan bertanggung jawab.

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
a. Berlaku adil kepada siapapun.
b. Berbagi makanan kepada teman lain dengan sama rata.
c. Seorang ketua memberikan tugas yang merata dan sesuai dengan kemampuan anggotanya.
d. Seorang guru memberikan pujian kepada siswa yang rajin dan memberi nasihat kepada siswa yang malas.
e. Tidak pilih-pilih dalam berteman.
f. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
g. suka bekerja keras
h. tidak bersifat boros
i. Menghargai hak orang lain

2.4. Menanamkaan Nilai-nilai Pancasila dengan Menerapkan Metode pembelajaran “Petak Umpet” dalam Pembelajaran PPKn SD

2.4.1. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
KD SD/MI Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Kelas III
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, tetangga dan guru
2.1. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, kasih sayang, percaya diri, berani mengakui kesalahan, meminta maaf dan memberi maaf di rumah dan sekolah dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru, sebagai perwujudan moral Pancasila

2.4.2. Pengertian Permainan Petak Umpet
Petak Umpet merupakan sebuah permainan tradisional yang sangat terkenal. Setiap anak di Indonesia pasti tahu dan pernah memainkan permainan ini. Permainan petak umpet ini dimainkan oleh lebih dari 3 orang, diawali dengan hompimpa untuk menentukan siapakah yang akan menjadi 'kucing' (pencari teman-temannya yang sedang bersembunyi). Si Kucing ini nantinya akan menutup mata sambil bersandar di hadapan tembok, pohon, atau dimana saja agar ia tidak dapat melihat temannya yang sedang bersembunyi.
Si Kucing tersebut menghitung dari satu sampai sepuluh atau bisa lebih, sampai teman-temannya selesai bersembunyi. Setelah teman-temannya mendapatkan tempat persembunyian, barulah si kucing (pencari) beraksi dengan meninggalkan tempat jaganya sembari menemukan teman-temannya yang telah bersembunyi. Nah disinilah letak seru dari permainan Petak Umpet ini, si Kucing harus cepat dan sesegera mungkin mencari teman-temannya sebelum temannya tersebut berhasil menyentuh tempat penjagaannya tadi.
Jika si "kucing" menemukan temannya, ia akan menyebut nama temannya sambil menyentuh INGLO atau BON atau HONG, apabila hanya meneriakkan namanya saja, maka si "kucing" dianggap kalah dan mengulang permainan dari awal. Yang seru adalah, pada saat si "kucing" bergerilya menemukan teman-temannya yang bersembunyi, salah satu anak (yang statusnya masih sebagai "target operasi" atau belum ditemukan) dapat mengendap-endap menuju INGLO, BON atau HONG, jika berhasil menyentuhnya, maka semua teman-teman yang sebelumnya telah ditemukan oleh si "kucing" dibebaskan, alias sandera si "kucing" dianggap tidak pernah ditemukan, sehingga si "kucing" harus kembali menghitung dan mengulang permainan dari awal.
Permainan selesai setelah semua teman ditemukan. Dan yang pertama ditemukanlah yang menjadi kucing berikutnya.
2.5. Manfaat Permainan Petak Umpet0tem
Kasir Dalam mendidik anak sebaiknya tidak monoton memberikan pendidikan formal seperti latihan membaca, menulis, atau menggambar. Dunia anak merupakan dunia dimana pendidikan masih banyak didapatkan melalui permainan. Banyak permainan anak-anak yang bisa memberikan manfaat bagi kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosi. Salah satu permainan yang masih menjadi favorit anak-anak dari berbagai daerah yaitu permainan petak umpet.
Selain menyenangkan, ternyata permainan ini juga bisa memberikan manfaat bagi anak-anak. Berikut kami informasikan manfaat permainan petak umpet untuk pertumbuhan anak dan pendidikan karakter antara lain:
1. Menanamkan perilaku jujur dan lapang dada,
Dalam permainan Petak Umpet ini diajarkan kejujuran, misalnya saat kucing menemukan musuhnya. Musuh harus mengakui kekalahannya dan bersedia untuk menjadi kucing menggantikan yang sebelumnya.

2. Menanamkan perilaku bertanggung jawab dan Peduli.
Dalam permainan ini tak jarang ditemukan cedera/terluka misalnya jatuh ke tanah, tersungkur atau menabrak benteng (pohon atau tembok ), lalu sebagai kawan yang baik harus peduli dan menolongnya. Dalam peristiwa ini dapat ditemukan bahwa Anak belajar peka, kecerdasan emosinya mulai berkembang seperti rasa peduli, tolong menolong dll

3. Anak menjadi lebih aktif
Permainan petak umpet bisa membantu anak untuk menjadi anak yang lebih aktif. Anak yang aktif bergerak akan mengalami perkembangan yang signifikan daripada anak yang banyak diam. Dalam permainan ini, anak akan berlari dan bersembunyi sehingga secara tidak langsung anak sudah melakukan olahraga.
Daripada hanya bermain game atau menonton televisi, lebih baik anak diarahkan untuk melakukan kegiatan yang lebih bermanfaat.
4. Anak bisa belajar bersosialisasi
Bersosialisasi tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa, anak kecil pun sudah harus melakukan hal tersebut untuk membiasakannya sampai ia dewasa. Permainan ini dilakukan dengan cara bersama-sama tanpa memandang ras atau latar belakang keluarga. Semua anak-anak akan terlibat aktif dalam permainan tersebut.

5. Belajar berhitung
Permainan ini tidak hanya baik bagi pertumbuhan fisik anak-anak, tetapi juga bagi perkembangan kecerdasan anak. Anak-anak akan berlatih menghitung dalam permainan ini. Anak-anak yang bermain dibagi menjadi 2 peran yaitu berperan sebagai pencari dan yang akan dicari. Saat anak mendapatkan kesempatan menjadi pencari, tentu dia akan menyebutkan hitungan untuk memberikan kesempatan kepada yang bersembunyi.

6. Membuat anak menjadi kreatif
Permainan petak umpet akan memberikan pelajaran bagi anak untuk bisa mengasah otaknya dimana anak harus lebih kreatif mendapatkan tempat persembunyian yang berbeda dengan teman lainnya. Pada kondisi ini anak akan dituntut untuk berfikir cepat agar bisa menemukan tempat yang kira-kira akan sulit ditemukan.

7. Melatih anak patuh pada aturan
Untuk melatih anak agar bisa taat pada berbagai aturan, baik aturan dari lingkungan terkecil seperti keluarga, aturan sekolah, lingkungan masyarakat bahkan sampai lingkungan besar seperti aturan negara, anak harus dididik sejak dini. Belajar mendisiplinkan anak tidak harus lewat pendidikan formal atau kata-kata dari Anda, tetapi bisa juga dilakukan lewat sebuah permainan. Dalam permainan ini anak-anak akan bermain bersama dengan mematuhi peraturan yang telah dibuat bersama. Setiap anak harus bisa mematuhi dan melaksanakan semua ketentuan yang telah dirumuskan dan disepakati. Jika aturan yang telah dibuat dipatuhi bersama, permainan akan berjalan dengan lancar dan menyenangkan.

8. Belajar berdiskusi akan suatu masalah
Permainan yang dilakukan secara bersama-sama tentu diperlukan kesepakatan bersama pula untuk melakukan hal tersebut. Dalam permainan ini semua pemain harus bisa membuat, menyetujui dan melaksanakan aturan dalam permainannya. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi perselisihan yang akan berujung pada pertengkaran.

9. Melatih sportivitas anak
Dalam permainan ini, pemain yang kalah dan menang harus bisa menerima dan melakukan tugasnya masing-masing. Anak-anak akan belajar bagaimana menerima kekalahan dengan tetap menikmati permainan tersebut.
Banyaknya manfaat yang bisa didapatkan dari permainan petak umpet ini menjadikan permainan ini menjadi pilihan dalam membelajarkan budi pekerti dan nilai-nilai luhur kepada Siswa Di Sekolah Dasar. Dan juga petak umpet kini sudah mulai ditinggalkan oleh anak-anak di zaman sekarang, inilah saatnya kita bersama-sama kembali mengenalkan permainan Petak Umpet dengan cara berbeda tentunya dengan cara yang mengasyikkan pula, agar makna dan manfaat yang terkandung dalam permainan ini akan tetap ada dan selalu dilestarikan di zaman-zaman selanjutnya.



BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Penanaman karakter adalah suatu hal yang sangat penting diberikan kepada anak sejak dini, dimulai dari Anak PAUD, TK dan SD. Karena pada usia tersebut, anak lebih mudah dilatih dan belajar apa arti sopan santun dan budi pekerti.
Namun perlu disadari, seiring dengan perkembangan waktu. Penanaman karakter kepada anak menjadi lebih sulit untuk dilakukan, perlu sesuatu yang baru yang menjadikan anak lebih antusias terhadap materi pendidikan karakter ini.
Permainan Petak Umpet merupakan salah satunya, permainan ini bisa menjadi pilihan dalam menanamkan budi pekerti dengan cara yang menyenangkan. Banyak manfaat yang didapatkan dari permainan ini, misalnya sikap jujur, bertanggung jawab, sopan santun, peduli dan lain lain


DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :
Tridhonanto, Al. 2012. Membangun Karakter Sejak Dini. Jakarta: Gramedia
Ardy Wiyani, Novan. 2013. Membumikan Pendidikan Karakter di SD. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Sumber Internet :
1. https://lppkb.wordpress.com/2011/06/22/empat-pilar-kehidupan-berbangsa-dan-bernegara/
2. http://demokrasipancasilaindonesia.blogspot.co.id/2015/08/pengertian-pancasila-sejarah.html
3. http://pondokibu.com/7-manfaat-permainan-petak-umpet-untuk-pertumbuhan-anak.html
4. http://www.jelajahbudaya.com/kabar-budaya/petak-umpet-dari-permainan-berpindah-ke-sastra-majas-seri-permainan-tradisional-ke-1.html
5. http://entertainmentgeek-jimmy.blogspot.co.id/2011/10/manfaat-bermain-petak-umpet.html